Cara Penyamakan Kulit Ternak Yang Baik Dan Benar

Proses pengolahan kulit ternak baik itu kulit sapi atau pun kulit kambing biasa disebut dengan penyamakan kulit, proses penyamakan kulit ini bisa di lakukan secara tradisional maupun secara moderen dengan mesin - mesin industri, namun jikalau tehnik penyamakan kulit secara Tradisional di lakukan dengan baik dan benar maka kwalitas kulit samakan yang di hasilakan pun tidak kalah bagusnya dengan proses penyamakan kulit industri moderen. Paska Hari raya idul Adha, akan berbagai kulit binatang Qurban yang bisa di manfaatkan untuk materi penyamakan kulit, jikalau kulit hanya mentah harganya sangat murah tetapi sesudah di olah harganya bisa mencapai ratusan rupiah perlembar, Proses penyamakan kulit ini tidaklah sulit yang penting di lakukan dengan tehnik penyamakan yang baik dan benar maka di jamin kwalitas kulit yang anda hasilkan akan manis dan bernilai jual cukup tinggi, jikalau anda berminat mencoba menekuni bidang perjuangan penyamakan kulit ternak ini maka anda bisa menyimak artikel ini hingga tuntas, namun sebelum anda mencobanya alangkah baiknya jikalau anda menyimak terlebih dahulu salah satu tayangan video tutorial ihwal bagaimana proses penyamakan kulit yang baik dan benar hingga menjadi produk kerajinan yang bernilai jual tinggi.






Untuk menambah wawasan anda ihwal cerahnya industri penyamakan kulit di indonesia, dimana salah satu pusat penyamakan dan pengolahan kulit ternak terbesar di Indonesia berada Garut - Jawa barat, dimana Ribuan Jenis dan model Produk yang mereka hasilkan dari materi dasar Kulit Ternak ini bisa anda simak dulu daftarnya produknya, Info lengkapnya silahkan anda Klik di --> SINI


Berikut ini Adalah Proses atau teknik, dan cara menyamak kulit yang baik dan benar

Penyamakan kulit yakni suatu proses mengubah kulit mentah menjadi kulit tersamak (leather). penyamakan kulit biasanya digunakan pada hampir semua jenis ternak antara lain kulit sapi, kerbau, kambing, kelinci, domba, ikan pari dll, bahkan beberapa binatang ekstrim diantaranya ular, harimau dan buaya. Penyamakan kulit merupakan cara untuk mengubah kulit yang bersifat labil dan gampang rusak oleh efek fisik, kimia dan biologi menjadi kulit yang stabil terhadap efek tersebut yang biasa disebut. Kulit samak mempunyai sifat khusus yang sangat berbeda dengan kulit mentahnya, baik sifat fisis maupun sifat khemisnya. Kulit mentah gampang membusuk dalam keadaan kering, keras, dan kaku. Sedangkan kulit tersamak mempunyai sifat yang abadi dan gampang dibuat menjadi segala jenis kerajinan diantaranya tas, jaket, sabuk atau gesper, gantungan kunci, cover buku, dompet dan kerajinan lainnya. 
Teknik mengolah kulit mentah menjadi kulit samak disebut penyamakan. Dengan demikian, kulit binatang yang gampang busuk sanggup menjadi tahan terhadap serangan mikroorganisme. Prinsip prosedur penyamakan kulit yakni memasukkan materi penyamak ke dalam jaringan serat kulit sehingga menjadi ikatan kimia antara materi penyamak dan kulit didalam serat kulit.

roses pengolahan kulit ternak baik itu kulit sapi atau pun kulit kambing biasa disebut den Cara Penyamakan Kulit Ternak Yang Baik Dan Benar


Dalam proses penyamakan dikenal adanya sistem penyamakan berbulu dan tidak berbulu. Sistem penyamakan berbulu tentunya ditujukan untuk mempertahankan keindahan bulunya sedangkan penyamakan tidak berbulu tentunya sengaja ditujukan untuk menghilangkan bulu. Sekilas yang membedakan kedua proses ini yakni dilakukannya proses pengapuran pada sistem penyamakan tidak berbulu dengan tujuan supaya mempermudah dalam menghilangkan bulunya.

Terdapat tiga tahapan pokok dalam industri penyamakan kulit yaitu :

pretanning atau Pengerjaan berair (beamhouse), Kegiatan ini bertujuan untuk mengawetkan kulit mentah biar sanggup bertahan hingga penyamakan bergotong-royong dilakukan. Kegiatan ini dinamakan dengan pengerjaan berair yang mencakup proses perendaman (soaking), pengapuran (liming), pembuangan kapur (deliming), baitsen (bating), dan pengasaman (pickling). Adapun tujuan dari masing-masing acara yaitu :
  • Perendaman bertujuan untuk mengubah kondisi kulit kering menjadi lemas dan lunak.
  • Pengapuran bertujuan untuk menghilangkan bulu dan epidermis, kelenjanr keringat dan lemak, zat-zat yang tidak diperlukan, memudahkan pelepasan subcutis, dsb.
  • Pembuangan kapur bertujuan untuk menghilangkan kapur yang tergandung dalam kulit, sebab penyamakan dilakukan dalam kondisi asam sehingga harus terbebas dari kapur yang bersifat basa.
  • Bating merupakan proses penghilangan zat-zat non kolagen
  • Pengasaman bertujuan menciptakan kulit bersifat asam (pH 3,0 – 35), biar kulit tidak infeksi bila bereaksi dengan obat penyamaknya.
roses pengolahan kulit ternak baik itu kulit sapi atau pun kulit kambing biasa disebut den Cara Penyamakan Kulit Ternak Yang Baik Dan Benar


Penyamakan (tanning), kulit pickle direndam pada materi penyamak, yang proses penyamakannya terdiri dari penyamakan nabati, penyamakan krom, penyamakan kombinasi, dan penyamakan sintesis. Tahapan proses penyamakan diadaptasi dengan jenis kulit. Kulit dibagi atas 2 golongan yaitu hide (untuk kulit dari binatang besar menyerupai kulit sapi, kerbau, kuda dan lain-lain), dan skin(untuk kulit domba, kambing, reptil dan lain-lain). Jenis zat penyamak yang digunakan menghipnotis hasil simpulan yang diperolah. Penyamak nabati (tannin) memperlihatkan warna coklat muda atau kemerahan, bersifat agak kaku tapi empuk, kurang tahan terhadap panas. Penyamak mineral paling umum memakai krom. Penyamakan krom menghasilkan kulit yang lebih lembut / lemas, dan lebih tahan terhadap panas.
Penyelesaian simpulan (finishing), prosesnya terdiri dari pengetaman (shaving), pemucatan (bleaching), penetralan (neutralizing), pengecatan dasar, peminyakan (fat liquoring), penggemukan (oiling), pengeringan, pelembaban, dan perenggangan. Kegiatan sesudah penyamakan kulit terdiri atas pengetaman (shaving), pemucatan (bleaching), penetralan (neutralizing), pengecatan dasar, peminyakan (fat liquoring), penggemukan (oiling), pengeringan, pelembaban, dan perenggangan, masing-masing acara yaitu menyerupai berikut :
  • Pengetaman merupakan suatu acara yang menciptakan kulit mempunyai tingkat ketebakan yang sama.
  • Pemucatan bertujuan untuk menghilangkan flek-flek besi, merendahkan pH, dan lebih menguatkan ikatan antara materi penyamak dengan kulit.
  • Penetralan dilakukan bagi kulit samak krom, sebab kulit samak krom berkadar asam tinggi, sehingga perlu dinetralkan biar tidak mengganggu proses selanjutnya.
  • Pengecatan dasar dilakukan dengan tujuan biar pemakaian cat tutup tidak terlalu tebal
  • Peminyakan pada kulit mempunyai tujuan antara lain untuk pelumas serat- serat kulit biar kulit menjadi tahan tarik dan tahan getar, menjaga serat kulit biar tidak lengket satu dengan yang lainnya, dan menciptakan kulit tahan air.
  • Penggemukkan bertujuan biar zat penyamak tidak keluar ke permukaan sebelum kering.
  • Pengeringan dilakukan bagi kulit atasan dengan tujuan untuk menghentikan proses kimiawi dalam kulit. Kulit yang diperah airnya dengan mesin atau tangan kemudian dikeringkan.
  • Pelembaban dilakukan bagi kulit bawahan dengan tujuan biar kulit dengan gampang sanggup menyesuaikan dengan kondisi udara disekitar.
  • Kegiatan simpulan dari pecahan ini yakni peregangan yang bertujuan biar kulit ekspresi secara maksimal. Sehingga dengan demikian, tidak akan mulur lagi sesudah menjadi barang.


Jenis - jenis penyamakan kulit

  1. Penyamakan nabati. penyamakan nabati digunakan materi penyamak nabati yang berasal dari alam. Bahan penyamak nabati merupakan materi penyamak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mengandung materi penyamak.
  2. Penyamakan krom. memakai krom sulfat basa. Kulit yang disamak dengan materi penyamak ini memberi sifat lemas, kuat, tetapi kurang berisi.
  3. Penyamakan kombinasi. yakni penyamakan kulit dengan dua atau lebih materi penyamak, dengan tujuan saling melengkapi sebab setiap materi penyamak mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing.
  4. Penyamakan sintesis. Pada dasarnya penyamakan sintesis tidak jauh beda dengan penyamakan nabati, hanya saja memakai materi sintesis yaitu organic polyacid yang mempunyai kemampuan menyamak kulit.

Cara Mengawetkan Kulit Dengan Pengeringan Sinar Matahari


Kulit yang telah dibersihkan direntangkan pada sebuah kerangka, di paku pada sekeliling kulit dan dibuat bentuk yang simetris. Kemudian kulit dikeringkan dan diusahakan pada ketika matahari terik kulit tidak dipanaskan secara pribadi untuk mengurangi kerusakan kulit yang diakibatkan oleh sinar matahari.

roses pengolahan kulit ternak baik itu kulit sapi atau pun kulit kambing biasa disebut den Cara Penyamakan Kulit Ternak Yang Baik Dan Benar


Proses Pengeringan kulit diudara dibagi menjadi beberapa cara antara lain: pengeringan diatas tanah, pengeringan dipentang, pengeringan diatas tali (kawat) dan pengeringan berbentuk payung/ tenda. Bila kulit direntangkan diatas tanah, permukaan pecahan daging dibiarkan kena sinar matahari hingga menjadi panas, sedang uap tidak sanggup keluar dari permukaan bulu sanggup menyebabkan cacat-cacat yang disebut: blister, yaitu pembusukan diantara lapisan dalam dan permukaan luar dari kulit; taint yaitu kerusakan sebab pembusukan pada permukaan bulu (grain), hairsleep yaitu tanda-tanda kerusakan pembusukan permukaan bulu sehingga bulu gampang lepas. Oleh sebab itu pada pengeringan pedoman udara yang bebas pada kedua permikaan kulit yakni penting. Kaprikornus pengeringan kulit diatas tanah tidak dianjurkan. Pengeringan kulit dipentang diudara, sanggup dianjurkan.
Pengeringan dibawah sinar matahari lebih baik memakai pentangan kulit yang disandarkan pada sebuah kayu dengan kemiringan 45 Derajat  menghadap datangnya sinar matahari. Pengeringan yang baik dilakukan antara pukul 08.00 – 11.00 dilanjutkan 15.00 – 17.00

Cara pengawetan dengan pengeringan matahari

Pertama kali kulit kambing dicuci higienis dengan air, kemudian ditimbang untuk mendapat berat kulit. Lalu dilakukan fleshing (penghilangan sisa daging dan lemak), kemudian dicuci kembali dengan air hingga bersih. Setelah itu direntangkan diatas meja/tempat yang datar dengan pecahan flesh menghadap keatas. Lalu dipentangkan dengan frame dan diangin-anginkan hingga satu malam. Setelah lewat satu malam, jemur selama 14 hari atau hingga kulit kering pada terik matahari.
Awal dari proses pengawetan dengan metode kering matahari yakni kulit segar yang telah dibersihkan dari kotoran yang melekat pada pecahan daging, kemudian kulit disesek untuk membersihkan sisa daging dan lemak. Setelah kulit higienis dicuci dan ditimbang, diperoleh berat awal 0,8 kg kemudian dilakukan pementangan. Kulit dipentang pada kayu, dengan cara dilubangi bagian-bagian pinggirnya untuk dipasang pengait berbentuk S yang kemudian dikaitkan pada pentangan dengan tali rafia. Pementangan disarankan tidak terlalu kencang dan tidak terlalu kendor. Jika terlalu kencang akan merusak kulit sehingga kulit akan robek dan apabila terlalu kendor kulit akan berkerut. Setelah kulit rapi di atas pentangan yang disandarkan dengan kemiringan 45 derajat menghadap sinar matahari


Dalam Industri penyamatan kulit, ada tiga pokok tahapan penyamatan kulit yang harus anda pahami ! yaitu sbb :

1. Tahapan Proses Pengerjaan Basah ( Beam House).
a.  Perendaman ( Soaking).
Maksud perendaman ini yakni untuk mengembalikan sifat- sifat kulit mentah menjadi menyerupai semula, lemas, lunak dan sebagainya. Kulit mentah kering sesudah ditimbang, kemudian direndam dalam 800- 1000 % air yang mengandung 1 gram/ liter obat pembasah dan antiseptic, contohnya tepol, molescal, cysmolan dan sebagainya selama 1- 2 hari. Kulit dikerok pada pecahan dalam kemudian diputar dengan drum tanpa air selama 1/ 5 jam, biar serat kulit menjadi longgar sehingga gampang dimasuki air dan kulit lekas menjadi berair kembali. Pekerjaan perendaman diangap cukup apabila kulit menjadi lemas, lunak, tidak memperlihatkan perlawanan dalam pegangan atau bila berat kulit telah menjadi 220- 250% dari berat kulit mentah kering, yang berarti kadar airnya mendekati kulit segar (60-65 %). Pada proses perendaman ini, penyebab pencemarannya ialah sisa desinfektan dan kotoran- kotoran yang berasal dari kulit.
b.      Pengapuran ( Liming).
Maksud proses pengapuran ialah untuk.
1) Menghilangkan epidermis dan bulu.
2) Menghilangkan kelenjar keringat dan kelenjar lemak.
3) Menghilangkan semua zat-zat yang bukan collagen yang aktif menghadapi zat-zat penyamak.
Cara mengerjakan pengapuran, kulit direndam dalam larutan yang terdiri dari 300-400 % air (semua dihitung dari berat kulit sesudah direndam), 6-10 % Kapur Tohor Ca (OH)2, 3-6 % Natrium Sulphida (Na2S). Perendaman ini memakan waktu 2-3 hari.
Dalam proses pengapuran ini menyebabkan pencemaran yaitu sisa- sisa Ca (OH)2, Na2S, zat-zat kulit yang larut, dan bulu yang terepas.
c.       Pembelahan ( Splitting).
Untuk pembuatan kulit atasan dari kulit mentah yang tebal (kerbau-sapi) kulit harus ditipiskan berdasarkan tebal yang dikehendaki dengan jalan membelah kulit tersebut menjadi beberapa lembaran dan dikerjakan dengan mesin belah ( Splinting Machine). Belahan kulit yang teratas disebut pecahan rajah (nerf), digunakan untuk kulit atasan yang terbaik. Belahan kulit dibawahnya disebut split, yang sanggup pula digunakan sebagai kulit atasan, dengan diberi nerf palsu secara dicetak dengan mesin press (Emboshing machine), pada tahap penyelesaian akhir. Selain itu kulit split juga sanggup digunakan untuk kulit sol dalam, krupuk kulit, lem kayu dll. Untuk pembuatan kulit sol, tidak dikerjakan proses pembelahan sebab diharapkan seluruh tebal kulit.
d.      Pembuangan Kapur ( Deliming)
Oleh sebab semua proses penyamakan sanggup dikatakan berlangsung dalam lingkungan asam maka kapur didalam kulit harus dibersihkan sama sekali. Kapur yang masih ketinggalan akan mengganggu proses- proses penyamakan. Misalnya :
1)  Untuk kulit yang disamak nabati, kapur akan bereaksi dengan zat penyamak menjadi Kalsium Tannat yang berwarna gelap dan keras menyebabkan kulit gampang pecah.
2) Untuk kulit yang akan disamak krom, bahkan kemungkinan akan menyebabkan pengendapan Krom Hidroksida yang sangat merugikan.
Pembuangan kapur akan mempergunakan asam atau garam asm, contohnya H2SO4, HCOOH, (NH4)2SO4, Dekaltal dll.
e.       Pengikisan Protein ( Bating).
Proses ini memakai enzim protese untuk melanjutkan pembuangan semua zat- zat bukan collagen yang belum terhilangkan dalam proses pengapuran antara lain:
1) Sisa- sisa akar bulu dan pigment.
2) Sisa- sisa lemak yang tak tersabunkan.
3) Sedikit atau banyak zat- zat kulit yang tidak diharapkan artinya untuk kulit atasan yang lebih lemas membutuhkan waktu proses bating yang lebih lama.
4) Sisa kapur yang masih ketingglan.
f.       Pengasaman (Pickling).
Proses ini dikerjakan untuk kulit samak dan krom atau kulit samak sintetis dan tidak dikerjakan untuk kulit samak nabati atau kulit samak minyak. Maksud proses pengasaman untuk mengasamkan kulit pada pH 3- 3,5 tetapi kulit kulit dalam keadaan tidak bengkak, biar kulit sanggup menyesuaikan dengan pH materi penyamak yang akan digunakan nanti.
Selain itu pengasaman juga mempunyai kegunaan untuk:
1) Menghilangkan sisa kapur yang masih tertinggal.
2) Menghilangkan noda- noda besi yang diakibatkan oleh Na2gS, dalam pengapuran biar kulit menjadi putih bersih.
2. Tahapan Proses Penyamakan ( Tanning).
Proses penyamakan dimulai dari kulit pikel untuk kulit yang akan disamak krom dan sintan,
Fungsi masing-masing proses sbb:
a.       Penyamakan.
Pada tahap penyamakan ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yakni:
1) Cara Penyamakan dengan Bahan Penyamakan Nabati.
a). Cara Counter Current
Kulit direndam dalam kolam penyamakan yang berisi larutan ekstrak nabati + 0,50. Be selama 2 hari, kemudian kepekatan cairan penyamakan dinaikkan secara sedikit demi sedikit hingga kulit menjadi masak yaitu 3- 4 0Be untuk kulit yang tipis menyerupai kulit lapis, kulit tas, kuli pakaian kuda, dll sedang untuk kulit- kulit yang tebal menyerupai kulit sol, ban mesin dll a pada kepekatan 6-8 0 be. Untuk kulit sol yang keras dan baik biasanya sesudah kulit tersanak masak dengan larutan ekstrak, penyamakan masih dilanjutkan lagi dengan cara kulit ditanam dalam babakan dan diberi larutan ekstrak pekat selama 2-5 minggu.
b). Sistem samak cepat.
Didahului dengan penyamakan awal memakai 200% air, 3% ekstrak mimosa (Sintan) putar dalam drum selam 4 jam. Putar terus tambahkan zat peyamak hingga masak diamkan 1 malam dalam drum.
2). Cara Penyamakan dengan Bahan Penyamakan Mineral.
a). Menggunakan materi penyamak krom
Zat penyamak krom yang biasa digunakan yakni bentuk kromium sulphat basa. Basisitas dari garam krom dalam larutan memperlihatkan berapa banyak total velensi kroom diikat oleh hidriksil sangat penting dalam penyamakan kulit. Pada basisitas total antara 0-33,33%, molekul krom terdispersi dalam ukuran partikel yang kecil ( partikel optimun untuk penyamakan). Zat penyamak komersial yang paling banyak digunakan memunyai basisitas 33,33%. Jika zat penyamak krom ini ingin difiksasikan didalam substansi kulit, maka basisitas dari cairan krom harus dinaikkan sehingga menyebabkan bertambah besarnya ukuran partikel zat penyamak krom. Dalam penyamakan diharapkan 2,5- 3,0% Cr2O3 hanya 25 %, maka dalam pemakainnya diharapkan 100/25 x 2,5 % Cromosol B= 10% Cromosol B. Obat ini dilautkan dengan 2-3 kali cair, dan direndam selama 1 malam. Kulit yang telah diasamkan diputar dalam drum dengan 80- 100%air, 3-4 % garam dapur (NaCl), selma 10-15 menit kemudian materi penyamak krom dimasukkan sbb:
- 1/3 pecahan dengan basisitas 33,3 % putar selama 1 jam.
- 1/3 pecahan dengan basisitas 40-45 % putar selama 1 jam.
-1/3 pecahan dengan basisitas 50 % putar selama 3 jam
b). Cara penyamakan dengan materi penyamak aluminium (tawas putih).
Kulit yang telah diasamkan diputar dengan:
-  40- 50 % air.
- 10% tawas putih.
- 1- 2% garam, putar selama 2-3 jam lu ditumpuk selam 1 malam.
- Esok harinya kulit diputar lagi selama ½ – 1 jam, kemudian gigantung dan dikeringkan pada udara yang lembabselama 2-3 hari. Kulit diregang dengan tangan atau mesin hingga cukup lemas.
3). Cara Penyamakan dengan Bahan Penyamakan Minyak.
Kulit yang akan dimasak minyak biasanya telah disamak pendahuluan dengan formalin. Kulit dicuci untuk menghilangkan kelebihan formalin kemudian dierah unuk mengurangi airnya, diputar dengan 20-30 % minyak ikan, selama 2-3 jam, tumpuk 1 malam selanjutnya digantung dan diangin- anginkan selam 7-10 hari.
Tanda-tanda kulit yang masak kulit bila ditarik gampang mulur dan bkas tarikan kelihatan putih. Kulit yang telah masak dicuci dengan larutan Na2CO3 1%.
b.      Pengetaman (Shaving).
Kulit yang telah masak ditumpuk selama 1-2 hari kemudian diperah dengan mesin atau tangan untuk menghilangkan sebagian besar airnya, kemudian diketam dengan mesin ketam pada pecahan daging guna mengatur tebal kulit biar rata. Kulit ditimbang guna memilih jumlah khemikalia yang akan diharapkan untuk proses- proses selanjutnya, selanutnya dicuci dengan air mengalir ½ jam.
c.       Pemucatan ( Bleaching).
Hanya dikerjakan untuk kulit samak nabati dan biasanya digunakan asam- asam organik dengan tujuan:
1) Menghilangkan lek- flek bsi dari mesin ketam.
2) Menurunkan pH kulit yang berarti memudahkan warna klit.
Cara mengerjakan proses pemucatan, kulit diputar dengan 150-2005 air hangat (36- 40 0C ). 0,5-1,0 % asam oksalat selama ½- 1 jam.
d.      Penetralan ( Neutralizing).
Hanya dikerjakan untuk kulit samak krom. Kulit samak krom dilingkungannya sangat asam ( pH 3-4) maka kulit perlu dinetralkan kembali biar tidak mengganggu dalam proses selanjutnya. Penetralan biasanya mempergunakan garam alkali contohnya NaHCO3, Neutrigan dll.
Cara melaksanakan penetralan, kulit diputar dengan 200% air hangat 40-600C. 1-2 % NaHCO3 atau Neutrigan. Putar selama ½- 1 jam.Penetralan dianggap cukup bila ½- ¼ penampang kulit pecahan tengah berwarna kunung terhadap Bromo Cresol Green (BCG) indikator, sedangkan kulit pecahan tepi berwarna biru. Kulit kemudian dicuci kembali.
e.       Pengecetan Dasar ( Dyeing).
Tujuan pengecetan dasar ialah untuk memnberikan warna dasar pada kulit biar pemakaian cat tutup nantinya tidak terlalu tebal sehingga cat tidak gampang pecah.
Cat dasar yang digunakan untuk kulit ada 3 macam:
1). Cat direct, untuk kulit samak krom.
2). Cat asam, untuk kulit samak krom dan nabati.
3). Cat basa, untuk kulit samak nabati.
f.       Peminyakan (Fat liguoring).
Tujuan proses peminyakan pada kulit antara lain sebagai berikut:
1). Untuk pelumas serat- serat kulit ag kulit menjadi tahan tarik dan tahan  getar.
2). Menjaga serat kulit biar tidak lengket satu dengan yang lainnya.
3). Membuat kulit tahan air.
Cara mengerjakan peminyakan, kulit sesudah dicat dasar, diputar selama ½ – 1jam dengan 150 %- 200% air 40- 60 0C, 4-15% emulsi minyak. Ditambahkan 0,2- 0,5 % asam formiat untuk memecahkan emulsi minyak. Minyak akan tertinggal dalam kulit dan airnya dibuang. Kulit ditumpuk pada kuda- kuda selama 1 malam.
g.      Pelumasan ( Oiling).
Pelumasan hanya dikerjakan untuk kulit sol samak nabati. Tujuan pelumasan ialah untuk menjaga biar materi penyamak tidak keluar kepermukaan kulit sebelum kulit menjadi kering, yang berakibat kulit menjadi gelap warnanya dan gampang pecah nerfnya bila ditekuk..
Cara pelumasan, kulit sol sebagian airnya diperah kemudian kulit diulas dengan campuran:
1). 1 pecahan minyak parafine.
2). 1 pecahan minyak sulfonir.
3). 3 pecahan air.
Kulit diulas tipis tetapi rata kedua permukaannya, kemudian dikeringkan.
h.      Pengeringan.
Kulit yang diperah airnya dengan mesin atau tangan kemudian dikeringkan. Proses ini bertujuan untuk menghentikan semua reaksi kimia didalam kulit. Kadar air pada kulit menjadi 3-14%.
i.        Kelembaban.
Kulit sesudah dikeringkan dibiarkan 1-3 hari pada udara biasa biar kulit menyesuaikan dengan kelembaban udara sekitarnya. Kulit kemudian dilembabkan dengan ditanam dalam serbuk kayu yang mengandung air 50- 55 % selama 1 malam, Kulit akan mengambil air dan menjadi berair dengan merata. Kulit kemudian dikeluarkan dan dibersihkan serbuknya.
j.        Peregangan Dan Pementangan.
Kulit diregang dengan tangan atau mesin regang. Tujuan peregangan ini ialah untuk menarik kulit hingga mendekati batas kemulurannya, biar jikalau dibuat barang kerajinan tidak terlalu mulur, tidak merubah bentuk ukuran. Setelah diregang hingga lemas kulit kemudian dipentang dan sesudah kering kulit dilepas dari pentangnya, digunting dibagian tepinya hingga lubang-lubang dan keriput- keriputnya hilang.
3. Tahapan Penyelesaian Akhir ( Finishing).
Penyelesaian simpulan bertujuan untuk memperindah penampilan kulit jadinya, memperkuat warna dasar kulit, mengkilapkan, menghaluskan penampakan rajah kulit serta menutup cacat-cacat atau warna cat dasar yang tidak rata.


--> SELANJUTNYA

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel